(Narasi oleh Taufik Wahyono dan Abdul Majid)

Narasi

Makna malam satu Sura bagi masyarakat jawa sebagai pengingat. Pada bulan Sura, sebagai masyarakat jawa memiliki keyakinan untuk tetap ‘eling lan waspodo’. Eling berarti ingat siapa dirinya dan di mana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan, sedangkan waspodo atau waspada berarti sebagai manusia harus terjaga serta waspada dari godaan yang menjerumuskan.

Sendang suruh

Pada pagi harinya di Desa Giritengah terdapat salah satu ritual disetiap tanggal satu Sura yakni ritual Nawu Sendang. Sendang Suruh adalah salah satu mata air yang terletak diantara Dusun Gedang Sambu dan Dusun Ngaglik.  Untuk mencapai Sendang Suruh dapat ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih 3 sampai 5 menit dari parkiran rumah warga. Sendang Suruh diyakini sebagai tempat singgah Pangeran Diponegoro beserta para pengikutnya, diantaranya adalah Nyai Ageng Serang dan Tumenggung Malang Duryo pada saat perang Gerilya melawan penjajah tahun 1825-1830. Di tempat ini Pangeran Diponegoro dan Nyai Ageng Serang menyusun strategi perang, dan mata airnya digunakan untuk bersuci.

2 kali setahun

Sendang Suruh hingga kini masih dirawat oleh keturunan Tumenggung Malang Duryo. Dahulu, Nawu Sendang atau bersih-bersih mata air dilakukan setiap hari kamis. Seiring berjalannya waktu, pembersihan dilakukan dua kali dalam satu tahun yakni setiap tanggal 1 Sura dan tanggal 12 Mulud. Nawu Sendang ini dilakukan oleh para warga keturunan dari Tumenggung Malang Duryo.

Sesajen

Sebelum prosesi pembersihan sendang dilakukan, salah satu sesepuh dari keturunan Tumenggung Malang Duryo meletakkan sesajen berupa kembang setaman dan nasi putih, kemudian memohon izin kepada penunggu sendang. Setelah selesai pembersihan, warga hadir melakukan doa bersama memohon agar diberikan keselamatan dan kesejahteraan untuk warga Desa Giritengah, doa dipimpin oleh salah satu sesepuh yang diikuti seluruh warga yang hadir termasuk perangkat desa. Kegiatan ini  ditutup dengan makan bersama di sekitar sendang.

Penyembuh

Menurut Mbah Kasto Ikromo (95 tahun), pembersihan sendang sebagai sarana untuk memohon keselamatan dan ketentraman bagi masyarakat di sekitar sendang, serta bagi masyarakat Desa Giritengah pada umumnya. Sendang ini tidak pernah surut airnya pada musim kemarau dan juga tidak lebih pada musim penghujan. Banyak yang percaya bahwa air dari sendang suruh tersebut bisa menjadi sarana menyembuhkan penyakit. Di dalam sendang tersebut terdapat dua ekor belut yang diyakini sebagai penghuni, sehingga tidak ada yang berani menangkapnya.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

 

  • Mbah Kasto Ikromo (95 tahun), Dusun Gedangsambu RT 04/RW 02, Desa Giritengah

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...