(Narasi Oleh : Elka Hanna Setia dan Fredy Trifani)
Narasi
Pembuatan batu bata bisa ditemukan di Dusun Cakran, Desa Kebonsari seperti yang dilakukan oleh Bapak Patoni sejak 3 tahun lalu menyewa tanah untuk membuat batu bata. Menurut beliau tanah tersebut cukup bagus sebagai bahan membuat batu bata karena tidak pecah saat proses pengeringan dan setelah pembakaran. Dalam waktu 1 hari Bapak Patoni dapat mencetak 1200 batu bata. Sebelum proses pencetakan tanah ketika musim kemarau tanah akan disirami dengan air yang didapatkan dari kali. Setelah cukup liat tanah dicangkul oleh Bapak Patoni, kemudian dilakukan proses penggilingan, agar tekstur tanah lebih halus. Tanah hasil dari gilingan akan dicetak agar cetakan batu bata tidak menempel pada cetakan, sehingga perlu dilapisi cetakan menggunakan kain untuk memudakan tanah saat ditumpahkan. Apabila tidak menggunakan kain akan memerlukan bahan baku lain seperti abu atau pasir. Jika cetakan tanah yang dibuat sudah dirasa cukup kering maka akan dilakukan proses pembakaran. Proses pembakaran batu bata ini membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan bisa lebih dari 1 hari dan kayu yang cukup banyak. Setelah batu bata yang dibakar sudah merah, nanti akan diambil untuk dijual. Pembuatan batu bata memanglah tidak rumit, tetapi memerlukan tenaga dan ketelatenan sebab tidak semua orang sanggup melakukannya.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Bapak Patoni, pelaku budaya, pengrajin batu bata, dusun Cakran Desa Kebonsari