(Narasi oleh Lukman Fauzi Mudasir dan Diyah Nur Arifah)

Narasi

Bapak Tarmin (68 tahun) dari Dusun Kelon, Desa Borobudur merupakan seorang wong pinter yang sering membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan hidup, dari yang sakit fisik hingga yang sakit non fisik. “Kulo niki tiyang bodo mas, mboten saged nopo-nopo! Anane ming sambat kalih Ibu Ratu Kidul, menawi kasil nopo mboten niku gumantung kalian Ingkang Kuwoso mas” (Saya orang bodoh mas, tidak bisa apa-apa! Adanya hanya bilang kepada Ibu Ratu Kidul, jika berhasil atau tidak itu tergantung sama Yang Maha Kuasa) katanya sambil menyeruput teh panas buatan istrinya. Beliau biasa membantu masyarakat sekitar bahkan ada yang jauh dari luar Desa Borobudur dengan seijin Tuhan dan Ibu Ratu Pantai Selatan yang menjadi gurunya. Beliau juga tidak pernah mematok harga untuk keterampilan ini hanya seikhlasnya buat sarana pengobatannya.

Telon, Kemenyan, Garet

Untuk pengobatan non medis  beliau menggunakan media bunga telon dan kemenyan serta garet (kertas) rokok yang berwarna coklat. Setelah semua persyaratan terpenuhi beliau mulai membacakan mantra dan terdengar bunyi “ssssttt”, dari balik bungkusan kembang telon disertai asap yang mengepung sesajen tersebut. Lalu dia mulai membakar kemenyan dengan api lalu kertas garet tadi diusapkan di atas api kemenyan dan muncullah huruf huruf dalam sebuah susunan kalimat yang ditulis terpisah pisah per huruf membentuk sebuah kata dan kalimat. Selanjutnya dari tulisan itu perintah ibu ratu dituliskan dan harus dilaksanakan jika ingin sembuh atau segera pulih kembali. Beliau juga menjadi juru kunci upacara ritual Saparan Desa Borobudur setiap tahunnya. saat ini beliau sudah menjabat selama 3 tahun kebelakang dalam ritus bersih desa di desa Borobudur.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Mbah Tarmin, 68 tahun, sesepuh desa, pelaku budaya, dusun Kelon Desa Borobudur

Relasi Budaya

  • Kegiatan budaya spiritual ; Saparan desa Borobudur, Merti desa,

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...