(oleh Mifti Anjani dan Erwanudin)
Narasi
Bu Ayem merupakan seorang ibu rumah tangga yang keseharianya menyibukan diri dengan bertani. Pagi itu saya berjalan di depan rumah beliau dan mendapati bibit cabai yang sedang mulai tumbuh. Prosesnya biji cabai yang sudah kering disemai pada media berupa tanah yang dicampur dengan pupuk kandang. Media tersebut kemudian disiram air setiap pagi dan sore hari, sampai bibit-bibit pohon cabai berusia 2 minggu dan siap untuk ditanam. Pembuatan bibit cabai oleh Bu Ayem hanya memanfaatkan bakul nasi yang sudah tidak terpakai dari dapur sendiri. Tanah dan pupuknya diambil dari kandang kambing beliau, sedangkan biji cabai menggunakan biji yang telah disiapkannya dari panen cabai musim sebelumnya. Caranya dengan mengambil sejumlah cabai hasil panen pada musim sebelumnya, lalu dikeringkan dengan dijemur. Pengeringan ini bertujuan agar biji cabai awet sampai masa musim tanam cabai selanjutnya.
Tips dari Bu Ayem, bahwa saat proses pembibitan harus dihindarkan dari jangkauan ayam atau unggas agar tidak memakan bibit. Tentu apabila bibit sudah habis dimakan ayam, maka tidak jadi ditanam. Sehingga dalam proses pengeringan bibit, bisa ditaruh di antara cabang-cabang pohon. Beberapa masyarakat lain juga membuat bibit cabai dengan jumlah yang lebih banyak, agar bisa dijual kepada tetangga-tetangga yang membutuhkan bibit tetapi tidak sempat untuk menyemai biji. Sedangkan Bu Ayem hanya membuat untuk kebutuhan dirinya sendiri, sambil memanfaatkan media yang ada di rumah.
Gambar
Narasumber
- Bu Ayem, Ibu rumah tangga, desa Kenalan