(Narasi oleh Lukman Fauzi Mudasir dan Diyah Nur Arifah)
Narasi
Dinginnya malam menyelimuti, badan yang telah seharian bekerja mendadak sakit ketika diterpa udara malam. Akhirnya akupun memutuskan untuk memijatkan badanku ini “ndandani awak” (memperbaiki badan) kalau orang jawa menyebutnya. Aku tidak perlu berpikir lama karena di Desaku, Desa Borobudur, ada satu tukang pijat yang terkenal. Semua orang yang memijatkan badannya cocok dan tidak lama kemudian sembuh. Tukang pijat ini bernama Pak Tarjo, Sutarjo lengkapnya. Beliau tinggal di Dusun Jligudan. Rumahnya persis di pinggir jalan dekat dengan laundry di samping kanannya dan warung makan sederhana di sebelah kiri. Rumah dengan dinding keramik merah yang di depannya terdapat kentongan menjadi ciri khas rumah beliau sehingga mudah dijumpai.
Ditekuni 30 tahun
Jari jemari Pak Tarjo seakan sudah terbiasa dan sangat terlatih untuk memijat setiap badan pasien yang datang ke rumahnya. Tidak diragukan lagi, semua itu karena beliau menekuni profesi ini sudah lebih dari 30 tahun lamanya. Jika dalam keadaan mendesak atau sangat penting sehingga pasien tidak bisa datang ke rumahnya Beliau bersedia dihubungi melalui telepon seluler nya dan siap meluncur ke rumah pasien. Sungguh sangat profesional beliau dalam melakukan pekerjaanya. Belum pernah ada satu pun pasien yang komplain setelah menggunakan jasanya.
Ketika aku bertanya “Kalau belum ada yang komplain berarti semua pasien cocok ya Pak dengan njenengan, ada tips khusus mboten nggih supados saget ngoten niku?” (kalau belum ada yang komplain berarti semua pasien cocok ya pak dengan anda, ada tips khusus tidak supaya bisa seperti itu?).
Dengan tenang dan santainya beliau menjawab “Opo-opo nek dilakoni nggo ati ro ikhlas tulus kui bakale do cocok, bakale dadi berkah. Ora lali kabeh mau nyuwun karo sek Kuasa mergo sek iso marike kui ming Gusti Allah, nek aku kui ming lantarane” (Apa-apa kalau dilakukan dengan hati dan ikhlas tulus itu akan cocok, kelak akan berkah. Tidak lupa semua itu meminta dengan Yang Kuasa karena yang bisa menyembuhkan itu hanya Gusti Allah, sedang aku hanya perantaranya).
Percakapan dalam bahasa Jawa ini kalau diartikan adalah tips supaya pasien tidak complain itu harus menjalankan tugas menggunakan hati yang tulus dan ikhlas supaya menjadi berkah. Semua kegiatan harus berdoa kepada Allah karena Allah yang mampu menyembuhkan sedangkan aku hanya perantaranya saja.
Pasien asing
Tidak diragukan lagi kalau beliau sudah “go nasional” aku menyebutnya. Kenapa demikian? Karena pasien beliau tidak hanya lingkup Desa Borobudur. Pasien beliau juga tidak hanya warga masyarakat lokal melainkan sudah sampai masyarakat mancanegara. Menakjubkan bukan?!. Melalui jemari Pak Tarjo segala keluhan sakit di badan bisa disembuhkan. Mulai dari pegal-pegal, kesleo, memar, syaraf, bahkan ketempelan pun beliau bisa menyembuhkannya. Ketempelan adalah ketika badan diganggu oleh makhluk halus. Kejadian seperti itu orang jawa menyebutnya ketempelan. Pak Tarjo sering dipanggil ke Hotel Manohara dan Hotel Amanjiwa ketika tamu di sana ada yang ingin merasakan traditional massage. Dari situlah Pak Tarjo mempunyai pasien-pasien mancanegara (bule) dan luar pulau seperti Bali.
Urutan memijat
Pada awalnya setiap pasien yang datang akan ditanya apa keluhan yang dirasakan. Setelah pasien menjawab maka Pak Tarjo akan berdoa sesuai dengan keluhan yang disampaikan kemudian memijat badan orang tersebut secara perlahan. Selang 5-10 menit barulah beliau mencari sumber penyakit yang ada di tubuh pasien. Misalkan saja orang kesleo, maka Pak Tarjo akan mencari syaraf yang berhubungan dengan daerah tubuh yang keseleo supaya memijatnya tepat sasaran. Menurut Pak Tarjo sebenarnya pijat saja tidak cukup, harus diimbangi dengan doa yang sesuai dengan anjuran dan syariat islam. Semua doa yang dilafalkan beliau tercatat dalam alquran jadi tidak musyrik, tuturnya.
Laku tirakat
Ilmu memijat dan mampu mengobati orang ketempelan beliau didapat dari leluhurnya melalui tirakat. Beliau pernah bertirakat 41 hari di tempat almarhum Kyai Safak yang beralamat di Gentan Wetan Borobudur. Tirakat itu dimulai pada malam 1 sura, selama 41 hari beliau hanya makan dan tidur satu kali selebihnya beliau melakukan meditasi. Hingga akhirnya beliau mendapat Petunjuk bagaimana cara mengobati orang sakit melalui pijat. Sewaktu memijat beliau tidak boleh nakal, dalam artian tidak boleh berbuat yang tidak terpuji kepada pasien karena hal itu bisa melunturkan ilmunya.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Pak Tarjo, Pelaku budaya, desa Borobudur.