(Narasi oleh Wahyu Nur Rahman dan Abdul Kholiq Kurniawan)
Narasi
Pada hari Sabtu tanggal 14 Agustus 2021 saya mendapatkan undangan untuk menghadiri acara aqiqah dan puputan kelahirannya anak dari Bapak Gading Dewantoro di Dusun Sigug RT 08, RW 03. Acara tersebut dimulai setelah isya’. Puputan adalah dinama anak atau bayi lepas pusarnya. Acara puputan juga bisa disatukan dengan acara aqiqah dan pemberian nama. Aqiqah sendiri bisa dilakukan saat slapanan, atau anak sudah besar sesuai kemampuan dari keluarga tersebut.
Bapak Mufid memimpin acara tersebut dengan diawali tahlil. Selesai tahlil langsung dilanjutkan oleh Bapak Kholik membacakan kitab Al-Berjanji yaitu salah satu dari 7 kitab atau buku yang mengisahkan cerita nabi Muhammad SAW dari lahir sampai meninggal. Dalam sela-sela membaca ada lagu atau sholawat yang diikuti oleh warga yang mengikuti acara tersebut.
Srokal adalah puncak acara dalam puputan yang ditandai dengan berdirinya para hadirin untuk menyambut datangnya Nabi Muhammad, dalam kitab juga bertepatan saat hijrah nabi dari Makkah ke Madinah. Dalam srokal, bayi dibawa keluar dan dibawa keliling sebanyak tiga kali sembari ditunujakn kepada setiap hadirin kemudian berhenti di hadapan bapak kyai. Waktu itu ada payung menutupi si bayi dan wewangian yang di semprotkan ke hadirin setelah dilewati si bayi. Sambil srokal bapak kyai membacakan doa dan memotong rambut si anak sebanyak 3x, rambut tersebut diletakan di mangkuk berisi air dan kembang setaman, ada juga 2 telur ayam jawa. Bagi yang mampu, rambut, kembang itu dijemur sampai kering dan nantinya ditimbang dan berat tersebut dinilai dengan perbandingan emas untuk sedekah bayi. Bagi yang belum bisa cukup disiramkan ke tempat mengubur ari-ari.
Bapak kyai selesai, di bawa ke tempat modin, pemimpin membaca kitab barzanji. Mereka membaca doa atau mendoakan dan mengusap kepala serta meniup di ubun-ubun setelah selesai berdoa. Inti dari doa tersebut supaya bayi menjalani hidup yang baik, selamat di dunia dan akhirat.Bayi dimasukkan kembali, hadirin dipersilahkan duduk kembali dan diakhiri oleh doa. Acara diakhiri dengan makan bersama.
Gambar
Narasumber
- Bapak Gading Dewantoro, warga dusun Sigug desa Bumiharjo