(Narasi oleh Mustofa dan Zam Zamil Huda)
Narasi
Di dusun Miriombo wetan, setiap acara merti dusun dan pentas kesenian sering diiringi dengan peletakan sajen panggung, bahkan pada saat merti dusun sajen ini selalu ada. Untuk mengetahui hal tersebut saya mendatangi kediaman Bapak Karjio yang beralamatkan di dusun Miriombo Wetan RT 006 RW 006 dan berusia 56 tahun. Beliau merupakan pelaku budaya dan tokoh masyarakat di dusun Miriombo Wetan.
Sajen panggung tersebut terdiri dari semua hasil bumi yang ada di Desa Giripurno, khususnya di Dusun Miriombo Wetan. Sajen tersebut ditempatkan dengan beberapa tempat. Yang pertama adalah dengan ancakan yang terbuat dari rangkaian bambu. Beberapa hasil bumi diletakkan dalam ancak tersebut. Yang pertama adalah sayur kacang buncis yang merambat, sayuran ini merupakan perlambang dari harapan untuk kehidupan merambat dapat terwujud. Selanjutnya ada Pisang Raja yang menjadi perlambang agar permohonan kepada Raja (Allah) terkabul. Ada Telur Ayam Kampung yang menjadi perlambang dan permohonan kepada Allah yang suci dan bersih seperti warna telur ayam tersebut. Yang terakhir ada Tumpeng yang menjadi perlambang syukur (rasa terima kasih) kepada yang maha kuasa.
Adapula kendi yang berisi air sumber yang merupakan wujud sedekah sendang atau Merti Sendang. Sajen ini menjadi perlambang dari rasa syukur karena telah diberikan air yang cukup untuk kehidupan dari Tuhan Yang Maha Esa. Sajen lainnya lagi adalah aneka rujak dan minuman yang terdiri atas rujak kencono, rujak degan, rujak asem, dawet, kopi, teh tubruk dan air putih. Sajen ini menjadi perlambang harapan agar masyarakat diberi kesegaran, kesehatan, toto titi tentrem dan gemah ripah loh jinawi.
Selain sajen yang diletakkan di atas panggung, terdapat juga run-runan atau rias panggung yang dipasang di tiang tenda. Sajen tersebut terdiri dari aneka dedaunan atau tanaman yang hidup di Desa Giripurno, khususnya Miriombo Wetan yakni andong, daun tebu, daun tutup, daun dadap srep, sebatang tebu hitam, puring lancuran, puring kuning, serta janur kuning. Run-runan ini merupakan perlambang kehidupan masyarakat Miriombo Wetan dan memohon agar diberi keselamatan, rezeki, dan usaha pertanian dapat berjalan dengan lancar. Riasan ini selalu ada setiap saat mengadakan ritualan dusun.
Gambar
Narasumber
- Bapak Karjiyo, 56 tahun, Dusun Miriombo Wetan RT 06/RW 06, Desa Giripurno