(Narasi oleh Beni Purwandaru dan Tatak Sariawan)
Narasi
Dalam membangun rumah, biasanya para tetangga akan turut membantu tuan rumah secara sukarela dalam proses pembangunannya. Menurut Bapak Kohar, seorang ahli bangunan dari Dusun Sangen, Desa Candirejo, inilah kegiatan gotong-royong, kegiatan yang menjadi nilai luhur bangsa Indonesia. Masyarkat Desa Candirejo pun memegang teguh dan menerapkan nilai ini, salah satunya pada kegiatan membangun rumah warga. Kegiatannya antara lain ngaduk, ngayak, nggorok, ngerengi, malu, nggendhengi. Gotong royong sangat membantu mempermudah atau memperingan pekerjaan agar lebih cepat selesai.
Ngaduk
Ngaduk. Maksud ngaduk di sini mencampur bahan seperti semen, pasir dan gamping dan air. Alat yang digunakan untuk mengaduk adalah cangkul. Hasil adukan nanti akan digunakan untuk merekatkan batu atau batu bata dalam bangunan rumah. Kegiatan ini dilakukan gotong royong bersama dan saling mengisi untuk kebutuhan ngaduk bahan-bahan tadi. Namun sebelum ngaduk, terlebih dahulu ngayak pasir. Ngayak pasir adalah proses memisahkan antara kerikil dengan pasir halus. Setelahnya, pasir halus siap diaduk. Perlunya ngayak adalah karena campuran pasir halus lebih rekat dan kokoh daripada kerikil. Maka ngayak menjadi sangat penting agar nanti bangunannya kokoh.
Nggorok
Nggorok. Nggorok atau menggergaji adalah proses memotong kayu atau bambu untuk disesuaikan dengan kebutuhan tertentu seperti membuat reng atap rumah. Sebelum digorok, dihitung dulu berapa ukuran yang diperlukan, kemudian digorok sesuai dengan ukurannya. Perlu kehati-hatian dalam nggorok ini, karena gorok atau gergaji bersifat tajam. Jika tidak fokus, bisa jadi mengenai anggota badan dan menyebabkan luka. Saat sedang menggorok, rekan yang lain memilih dan mengukur kayu atau bambu untuk dipersiapkan untuk digorok. Rekan yang lainnya lagi memindahkan ke tempat yang lain batang kayu atau bambu yang sudah digorok.
Nggendengi
Saat bentuk bangunan sudah selesai. Langkah selanjutnya adalah pemasangan kerangka atap sampai nggendhengi. Dalam rangkaian proses pemasangan ini dibutuhkan banyak orang, karena harus mengoper rangka yang berat dari bawah ke bagian atap. Nantinya setelah rangka berada di atas langsung diletakkan pada tempat yang sudah dibuat. Kemudian dilanjut ngerengi. Ngerengi adalah proses membuat penyangga untuk gendheng atau genting. Dibutuhkan ahli bangunan seperti Pak Kohar untuk memperhitungkan jarak dan ukuran penyangga tersebut. Setelah selesai diukur, warga saling mengisi mengoper reng, malu di beberapa tempat di bagian atap. Gotong royong ini sangat meringankan tuan rumah karena pekerjaannya menjadi lebih cepat selesai.
Jagongan
Disaat sambatan, ada jeda waktu untuk istirahat atau dikenal dengan istilah ngaso. Gunanya untuk mengisi tenaga kembali dengan minum, makan, atau hanya nyemil (makan camilan). Saat ngaso ini biasanya para warga jagongan, jagongan adalah aktivitas berbincang-bincang antara dua orang atau lebih yang membahas suatu hal. Jagongan tidak melulu tentang mendiskusikan hal-hal penting, namun bisa juga hanya mendiskusikan hal-hal ringan. Bagi masyarakat desa khususnya Candirejo, jagongan sebagai salah satu wujud srawung  atau terlibat secara sosial di masyarakat yang membangun persaudaraan. Jagongan bisa dilakukan kapan saja, baik pagi, siang, malam, ataupun dini hari.
Ditangani ahli
Salah satu aktifitas akhir dalam sambatan omah adalah nggendhengi atau memasang genteng. Pemasangan dilakukan agar air dan teriknya sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah. Walaupun hanya menyusun gendheng di atas reng, akan tetapi ada perhitungannya agar supaya presisi dan tidak bocor. Ada beberapa peristiwa unik dalam kegiatan ini, yaitu gendheng dilempar dari bawah dan ditangkap orang yang telah bersiap di bagian atap. Jika tidak fokus, gendheng tidak tertangkap, jatuh dan pasti hancur. Namun warga yang terbiasa dengan gotong royong ini sudah sangat jarang sekali gagal. Nggendhengi ini harus dimulai dari bawah ke atas, menyesuaikan reng dan dimulai juga dari satu sisi rumah. Setelah nggendhengi, biasanya dilanjut tahap penyelesaian rumah seperti instalasi listrik, plester tembok, dan pekerjaan detail lainnya. Dalam hal ini warga tidak perlu membantu karena dikerjakan oleh tenaga ahli, namun jika ada warga ada yang punya keahlian khusus masih bisa turut membantu agar pekerjaan lebih cepat selesai.
Gambar
Narasumber
- Bapak Kohar, dusun Sangen desa Candirejo