(Narasi oleh Jiyomartono dan Nurudin)

Narasi

Mbak Dwi Esty Epriliyanti adalah perempuan berbakat dalam seni tari. Semangatnya yang membara, dia tak bosan untuk berlatih tari. Ia sudah menimba ilmu tari dari berbagai sanggar yang ada di Kecamatan Borobudur. Ia mengajak temannya untuk mengikuti kegiatan tari dan berlatih seminggu sekali di omah guyub Balkondes (balai ekonomi desa) Wringinputih.

Tari Mbangun Deso

Pada tahun 2018, Mbak Dwi Esty berhasil mengajak sepuluh anak muda untuk bergabung berlatih tari dengannya. Bersama sepuluh anak muda tersebut, Mbak Dwi Esty berhasil menciptakan tari kreasi yang berjudul tari Mbangun Deso. Di tahun tersebut mereka ditunjuk oleh pemerintahan desa untuk mewakili acara festival kesenian tingkat Kabupaten yang diselenggarakan di Telaga Bleder, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Dalam festival tersebut mereka mengusung tema tari mbangun deso yang berhasil memperoleh juara tiga. Dengan prestasi tersebut, mereka dapat memunculkan ide-ide baru pada tari kreasi. Mereka juga mengajak anak-anak sekolah dasar untuk bergabung di kelompok tarinya. Dengan ketelatenan dan kegigihan, Mbak Dwi Esty melatih anak-anak kecil tersebut. Setelah sekitar 4 bulan, Dwi Esty memberanikan diri untuk mengikutsertakan anak-anak tersebut dalam lomba tari anak se-Kecamatan Borobudur. Akhirnya mereka berhasil meraih juara satu dalam perlombaan tersebut.

Balkondes

Melihat prestasi dan semangatnya, pihak manajemen Balkondes Wringinputih menawarkan kepada mereka untuk mendirikan sebuah sanggar tari. Dengan adanya tawaran itu Dwi Esty akhirnya mendiskusikannya dengan rekan–rekannya dan setuju untuk menerimanya. Dwi esty menggandeng salah satu temannya yang bernama Nita untuk menjadi penanggung jawab dalam sanggar yang akan mereka dirikan.

Antusiasme Anak-anak

Pada tahun 2018 juga, berdirilah Sanggar Tari Omah Guyub. Setelah itu, semakin banyak anak-anak ada di Desa Wringinputih yang ikut bergabung berlatih tari. Untuk tempat latihan tarinya sendiri di halaman Omah Guyub Balkondes Wringinputih. Dalam perjalanan berlatih tari, banyak hambatan yang harus mereka lalui. Salah satunya adalah keterbatasan tempat latihan. Mereka juga sering berpindah-pindah tempat untuk latihan tari dengan personil yang cukup banyak. Harapan mereka supaya pemerintah daerah memberi perhatian dan dukungan penuh ke sanggar tari Omah Guyub supaya sanggar tari tersebut tetap bisa berkreasi dan menciptakan tarian-tarian baru.

 

Gambar

 

Lokasi

map

Narasumber

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...