(oleh Mifti Anjani dan Erwanudin)
Narasi
Adanya slondok di Desa Kenalan dahulu merupakan hasil dari kegundahan masyarakat. Keseharian masyarakat di desa tersebut banyak yang mencari nafkah dari menggarap ladang singkong. Pada waktu itu sekitar tahun 1980-an, hasil bumi berupa singkong ini hanya dijual sebagian, sebab sebagian lagi disimpan untuk memenuhi kebutuhan makan di rumah. Singkong dari Desa Kenalan banyak yang dijual ke Pasar Jagalan di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Namun meski demikian hasil dari penjualan singkong, rupanya belum tentu memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Dari hal tersebut kemudian muncul kegundahan yang mendalam. Mulailah masyarakat Desa Kenalan mengamati pasar yang ada di Kabupaten Kulon Progo tersebut, terutama pada olahan singkong yang dijual dengan harga tinggi ketimbang singkong mentah. Alasan lainnya adalah rasa tidak tega yang dialami oleh masyarakat Desa Kenalan, karena harus bersusah payah menggendong dan membawa singkong ke pasar padahal jalan desa masih sangat tidak layak.
Hingga pada akhirnya slondok menjadi pilihan olahan singkong yang akan dikembangkan oleh masyarakat Desa Kenalan. Bagi masyarakat desa, slondok telah berhasil menaikan nilai harga singkong menjadi dua kali lipat. Slondok kemudian menjadi makanan favorit dan sumber kehidupan bagi masyarakat Desa Kenalan. Bahkan pada akhirnya masyarakat desa tersebut, sebagian besar memilih pekerjaan utama menjadi pembuat slondok untuk memenuhi nafkah bagi keluarganya.
Bahan baku utama membuat slondok adalah singkong, yang diberikan bumbu berupa garam, bawang putih, dan ketumbar. Untuk bumbu lainya, merupakan hasil pengembangan masing-masing individu dalam berkreasi ataupun karena pesanan dari pembeli. Bahan baku ini dulu bisa diperoleh dari masyarakat Desa Kenalan sendiri. Kemudian seiring dengan lebih maraknya produsen slondok di desa tersebut, singkong yang ditanam oleh masyarakat mulai tidak dapat mencukupi untuk pemenuhan permintaan pasar. Pada perkembangannya slondok yang diproduksi oleh masyarakat Desa Kenalan terdapat dua jenis, yaitu slondok gethuk dan slondok krepus. Keduanya dapat dilihat dari segi proses pembuatannya yang berbeda.
Pembuatan Slondok Gethuk
Pembuatan slondok gethuk umumnya memerlukan waktu selama 2-3 hari. Pembuatan dimulai dari proses pengupasan singkong dari kulitnya, dicuci bersih kemudian dikukus sampai matang. Setelah matang serat singkong dibersihkan dan ditunggu agar singkong tersebut dingin sebelum memasuki proses selanjutnya. Setelah singkong dingin yakni pembuatan gethuk menggunakan mesin penggiling. Pada masa sekarang, proses ini memang sudah terjadi modernisasi alat yang dulunya hanya ditumbuk dengan alat lumpang dan alu, sekarang sudah menggunakan mesin penggiling. Dulu proses pembuatan gethuk saat masih menggunakan cara ditumbuk, singkong yang matang tidak boleh sampai dingin saat ditumbuk, sebab akan susah tercampur. Sedangkan pada saat menggunakan mesin penggiling, singkong yang sudah dikukus justru harus didiamkan dulu sampai dingin untuk bisa diproses, agar memudahkan proses selanjutnya. Setelah proses penggilingan kemudian keluar suatu adonan berbentuk seperti mie yang biasa disebut dodot dari mesin penggilingan yang kemudian dipotong pendek seukuran telapak tangan.
Setelah proses tersebut selesai kemudian masuk ke tahap selanjutnya, yakni tahap untel. Untel merupakan upaya untuk pembuatan lingkaran-lingkaran dari setiap helai dodot yang tadi dihasilkan saat digiling. Jadi setiap ujung akan dikaitkan pada ujung satunya dengan cara manual dengan tangan langsung. Untel menjadi proses paling lama dari semua rangkaian proses produksi slondok. Tidak cukup menggunakan tenaga yang milik sendiri, maka di Desa Kenalan biasanya dalam proses ini dibantu oleh buruh untel yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga. Setelah selesai di-untel, proses selanjutnya adalah proses pengeringan dengan dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 5 jam. Proses yang terakhir adalah proses penggorengan, dan langsung dilakukan pengemasan. Sebab proses pengemasan tidak bisa di tunda-tunda, mengingat slondok gethuk jika didiamkan terlalu lama maka kerenyahannya akan hilang.
Peralatan Membuat Slondok Gethuk
Dalam proses produksi slondok gethuk, tentunya tidak hanya mempersiapkan bahan baku saja tetapi juga perlu peralatan di dalamnya. Berikut ini berbagai peralatan dalam membuat slondok gethuk, yaitu:
- Garuk
Garuk merupakan alat untuk mengupas singkong yang bentuknya seperti ketapel. Alat ini diadopsi dari daerah Temanggung, karena dibawa oleh salah seorang warga Desa Kenalan, yang berasal dari sana. Tentunya saat ini sangat membantu, yang dulu alat kupasnya masih pisau biasa bisa. Dengan garuk, proses pengupasan lebih efesien dan tidak memakan banyak waktu.
- Soblok
Soblok yaitu dandang berukuran kecil digunakan sebagai media untuk mengukus bahan baku. Biasanya soblok dimasak di atas luweng dengan bahan bakar dari kayu bakar yang memang masih banyak tersedia di Desa Kenalan.
- Mesin penggiling
Mesin penggiling ini termasuk dalam kategori alat modern, sebab dulu masyarakat belum mengenal mesin penggiling dan masih diolah secara manual menggunakan lumpang dan alu.
- Rigen
Dalam proses penjemuran peralatan yang digunakan adalah rigen. Yaitu wadah alas yang terbuat dari anyaman bambu.
- Alat penggorengan
Saat proses penggorengan slondok biasanya menggunakan wajan besar dan dengan minyak goreng yang banyak agar dapat menggorang slondok dengan jumlah yang banyak dan terasa renyah.
Gambar
Lokasi
map