(Narasi oleh Wahyu Nur Rahman dan Abdul Kholiq Kurniawan)
Narasi
Juru kunci atau juru bedah bumi di Dusun Sigug adalah Bapak Budi Sutrisno yang berusia 73 tahun yang tinggal di Dusun Sigug RT 05 RW 02 Desa Bumiharjo. Menurut Bapak Budi, acara surtanah adalah salah satu genduri. Acara surtanah adalah acara dimana kita meminta izin kepada yang mempunyai tanah untuk menggali tanah agar tidak ada makam di bawahnya, serta memohon keselamatan bagi makam di sebelahnya karena didesak atau digali.
Di tempat kami ibu-ibu dan pemuda tidak harus diundang, jadi ketika ada yang meninggal secara otomatis pemuda memasang tratak, mengambil meja, kursi dan mengambil bolo pecah (peralatan dapur). Peralatan tersebut sudah disediakan di dusun masing-masing dengan kas desa dan dibahas di acara auman. Peran pemuda setelah memasang dan perlengkapan selesai menjadi pramusaji untuk mengeluarkan air minum yang dibuatkan dari patehan.
Ibu-ibu tetangga langsung datang membawa sumbangan dan sekalian memasak. Masakan itu yang dibuat genduri dan acara tahlilan pada malam harinya. Ibu-ibu ada juga yang meronce atau menghias kerenda dengan bunga-bunga. Dalam memasak tetap ada juru masak yang menjadi kepala atau penangung jawab. Juru pembuat minum di tempat kami bernama patehan. Patehan bertanggung jawab membuat air minum, menyediakan gelas dan mencuci gelas.
Surtanah mempunyai kesamaan dalam makanan kenduri seperti Ingkung adalah salah satu menu wajib. Sayur kentang, mie goreng, sayur lubis dan sayur kacang tergantung yang ada. Setelah lengkap dari warga yang mengikuti genduri langsung memotong-potong ingkung dan membaginya secara rata. Jadi nasi dimasukkan ke besek, dilapisi daun pisang diatasnya sayur dan ayamnya. Makanan tersebut diletakan di tengah hadirin kemudian tahlil dengan dipimpin oleh bapak kaum. Makanan yang di tengah mempunyai arti agar makanan itu bau doa sehingga namanya menjadi nasi berkat (diberkati doa).
Kegiatan surtanah diakhiri dengan doa dan nasi berkat dibawa pulang oleh para anggota genduri.
Gambar
Narasumber
- Budi Sutrisno, 73 tahun, pelaku budaya, sesepuh desa, dusun Sigug desa Bumiharjo