(Narasi oleh Rangga Tsalisul A. dan Loh Sari Larasati)
Narasi
Sendang Lanang & Wadon
Menurut Bapak Darsono (58 tahun), tokoh masyarakat Desa Wanurejo, sendang merupakan sebuah kolam yang airnya berasal dari mata air yang ada di dalamnya. Sendang di Dusun Brojonalan terdapat dua jenis, yaitu Sendang Lanang (laki-laki) dan Sendang Wadon (Putri).
Berbeda fungsi
”Asline Sendang kamulyan iku Sendang Lanang, fungsine kanggo kamulyan, yoo contone drajad pangkat”.
Arti kalimat yang beliau sampaiakan adalah bahwa Sendang Lanang berfungsi untuk kemuliaan seperti meminta drajad dan pangkat dalam hidup. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa sebenarnya berfungsi juga untuk menyembuhkan penyakit. Sedangkan Sendang Wadon (putri) merupakan sendang yang memikili fungsi bondho donya atau untuk meminta harta kekayaan dan kesuksesan di dunia.
Cerita mengenai arti dan fungsi sendang sudah beliau sampaikan. Ketika saya ingin bertanya tata cara kungkum di sendang, Pak Darsono langsung melanjutkan cerita mengenai perjalanannya sampai memahami tata cara di sendang.
Tata cara kungkum
“Saya di sini belajar sama Mbah Din tahun 1996-1999, lanjut saya dites magang ning lurah, kulo njago lurah ing Purworejo langsung dadi. Terus dites mlaku seko gresik tekan jonalan iki mlaku ra nggo sandal ra oleh ngombe lan mangan, rasane ngrekoso, telungn dino kon wiridan ‘almahani alkhulu khulu ilallah’ yo kanggo pandongane.”
Arti dari penyampaian tersebuat bahwa beliau belajar di Sendang dengan Mbah Din dari tahun 1996-1999, setelah itu dites untuk menyalonkan menjadi lurah di Purworejo, dan beliau langsung jadi. Selanjutanya dites kembali untuk berjalan dari Gresik menuju Brojonalan tanpa boleh memakai alas kaki, makan, dan minum. Selama 3 hari akhirnya sampai di perjalanan dengan melakukan dzikir “almahani alkhulu khulu ilallah” berfungsi untuk meminta doa.
“Mbah, artinya dzikir ini apa Mbah?” saya penasaran
“Ya tanya sama kyai saja ya, nanti Mbah kalau ngasih tau malah dikira sok kyai,” jawab Mbah Darsono.
“Nggih Mbah. Terus, untuk cara kungkum di sendang itu bagaimana Mbah?” akhirnya pertanyaan saya bisa tersampaikan.
“Tata carane adus utawa kungkum iku, sepisan wiridan tauhid marifat. Tauhid kepiye dadi siji karo Gusti Allah, marifat carana ngrawuhi kaleh Gusti Alllah. Arep nyemplung wiridane iku mapan wiridan iman telung dino. Iman ke Gusti Allah. Nek tangane obah dewe iku tandane wiridane wis mlebu.”
“Mbah, kalau untuk penyembuhan caranya bagaimana?”
“Sendang Lanang ora gawe kungkum ming sing terkenal ke Sendang Lanang kanggo pengobatan rapalane kun ngendikanepun ‘Gusti Allah kulo nyuwun dipun paringi sehat lan waras fayakun ngendikanipun Jibril wa Mikail wa Israfil wa Israil papat lan limo pancer terus cemplungke wirodan ‘Ya Allah’ nek ajeng nambani. Nek kungkum e bengi yo jam 12 tekan 4 esuk,” tutur Mbah Darsono.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa tata cara kungkum di sendang dilakukan dengan keadaan badan yang bersih, dapat dilakukan dengan wudhu. Kemudian berniat sesuai pribadi masing-masing dilanjutkan kungkum dengan posisi bisa bersila sambil berdzikir. Apabila terdapat gerakan tangan dengan sendirinya maka dzikir telah menyatu dengan raga dan rasa. Kungkum dapat dilakukan di tengah malam hari dari pukul 12.00 WIB sampai 04.00 WIB.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Darsono, 58 Tahun, Tokoh Masyarakat, dusun Brojonalan desa Wanurejo