(Narasi oleh Lukman Fauzi Mudasir dan Diyah Nur Arifah)

Narasi

Pengrajin Tempe Bungkus, Ibu Sukariah dan Ibu Warkanah dusun Tamanan Désa Borobudur. mereka memulai usaha sejak 15 tahun yang lalu secara otodidak dan turun temurun. setiap hari mereka menghabiskan 4-10 kg kedelai perhari. dimasa pandemi ini pesanan langsung justru meningkat.
Bahan bahan yang digunakan adalah kedelai, daun pisang, merang, ragi, air serta api. bahan tersebut sebagian didapatkan dari membeli dipasar dan sebagian dari sekitar rumah.
cara membuat tempe sangatlah mudah namun memerlukan waktu yang panjang. pertama tama, kedelai direndam dulu didalam air selama sehari semalam lalu didang, ditaruh diatas air mendidih lalu dldibuang airnya lalu direndam lagi semalam. lalu esoknya dicuci dan didang kembali lalu ditaruh diatas tedo( alas yg lebar) lalu ditaburi ragi dan diaduk merata. lalu dibungkus dengan daun pisang dan diikat dengan daun merang, lalu taruh tenggok( tempat barang dr anyaman bambu) lalu dibiarkan selama 2 malam. Hingga bungkusan campuran tempedan ragi tadi menjadi tempe.
Produk tempe bungkus ini biasa dijual belikan di pasar borobudur dan sekitarnya.
Limbah tempe bungkus ini sering dipergunakan untuk pakan ternak bahkan juga kijang ( milik hotel plataran dibelakang rumahnya).

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Ibu Sukaria, pelaku budaya, dusun Tamanan desa Borobudur
  • Ibu Warkanah, pelaku budaya, dusun Tamanan desa Borobudur

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...