(Narasi oleh Romdhoni dan Andika Ulinnuha)

Narasi

Wiwitan adalah tradisi khusus untuk memulai panen padi, cabai dan tanaman  lainnya dengan harapan saat panen mendapatkan jumlah yang banyak. Kegiatan ini biasa dilaksanakan satu tahun sekali atau tergantung kurun waktu panennya. Tradisi Wiwitan dilakukan di rumah warga yang ingin panen dan sebelumnya mencari hari yang baik untuk melaksanakannya. Arah memanen itu harus mengarah ke rumah warga yang ingin panen supaya mendapatkan hasil yang melimpah.

Kyai Barwawi selaku tokoh agama Desa Tanjungsari biasanya yang memimpin doa, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan nasi tumpeng bagian atas beserta lauk lalu diletakkan di daun pisang dan diletakkan di sawah yang akan dipanen disebut dengan tunggok. Untuk daerah sejengkal yang diletakkan tunggok tidak boleh dipanen, agar panen selanjutnya bisa lebih banyak.

Nasi tumpeng yang isinya sayur kluban, ayam ingkung, telur, sayuran dan pelengkap lainnya biasanya dimasak oleh tuan rumah yang akan panen. Pada saat memasak ayam ingkung tidak boleh dicicipi karena pantangan menurut warga sekitar. Nasi tumpeng juga akan dibagikan dan dimakan bersama oleh seluruh tamu yang hadir. Seluruh rangkaian acara ini menggunakan Bahasa Jawa dan tidak ada perbedaan kondisi dari zaman dahulu hingga sekarang.

 

Gambar

Narasumber

  • Bapak Rahmatullah, 51 tahun, pemerhati budaya Dusun Mendalan Desa Tanjungsari

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...