(Narasi oleh Mustofa dan Zam Zamil Huda)
Narasi
Air dari Tuk Sebandot dikenal memiliki rasa yang berbeda dari mata air lain. Menurut Pak Sudarto (69 tahun), warga yang mengkonsumsi air dari Tuk Sebandot Dusun Gayam, airnya terasa lebih manis dan lebih segar. Air dari mata air Sebandot memang semenjak dahulu dimanfaatkan oleh warga masyarakat, namun hanya sebatas untuk minum saja. Jika untuk keperluan mencuci dan mandi, biasanya warga masyarakat tidak menggunakan air dari mata air tersebut. Setiap prosesi Saparan, warga masyarakat akan menyempatkan diri untuk mencuci muka atau berwudlu di pancuran Tuk Sebandot. Selain itu warga masyarakat juga akan membawa pulang air tersebut untuk ngalap berkah, yang biasanya dikonsumsi sebagai terapi penyembuhan.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Pak Sudarto, 69 tahun, Desa Giripurno