(Narasi oleh Wahyu Nur Rahman dan Abdul Kholiq Kurniawan)
Narasi
Gula yang sudah terkenal sejak dahulu, dibuat dari nira atau getah pohon kelapa yang dimasak sampai mengkristal dengan rasa manis khas gula jawa. Gula jawa menjadi satu elemen penting dalam masakan jawa. Gula jawa ini dapat dibuat minuman dan menjadi beberapa bahan utama makanan seperti jenang dan wajik.
Proses memasak nira dari mendidih setelah itu angkrop. Angkrop adalah kondisi di mana air nira mulai mengental dan membuat buih-buih kecil di seluruh nira. Jika didiamkan, nira akan tumpah, sehingga perlu diberi ipah atau sering di sebut diipai. Ipah adalah parutan kelapa tua sekitar satu jumput dan diberikan ke dalam nira angkrop. Ibu Sri Ningsih (40 tahun) sering meletakkan ipah di samping wajan nira, sehingga saat nira akan tumpah, ibu Sri akan siap siaga menenggelamkan ipah sehingga tidak jadi tumpah. Ipah juga membatu proses kristalisasi. Apabila tidak diipai, nira tidak akan bisa mengental atau kethok. Saat mulai mengkristal, nira tidak boleh didiamkan karena dapat membuat hangus, sehingga harus terus diaduk. Setelah mengental, nira diturunkan sambil tetap diaduk. Untuk mengetahui apakah gula tidak kethok, ada yang namanya kerengi. Dikerengi yaitu menggosok-gosokkan irus (centong batok) ke pinggiran wajan. Proses kereng digosok kurang lebih 30 kali. Apabila menjadi kering, berarti gula bisa dicetak, tatapi bila tidak bisa kering, bisa dipanaskan lagi atau memang tidak kethok. Setelah diturunkan, proses ini harus cepat karena bersaing dengan waktu, karena jika terlalu lama maka gula akan sulit dicetak karena mengering. Untuk mencetak, gula diletakkan di bathok. Bathok adalah cangkang kelapa yang keras dan sudah dibersihkan dari serabut kelapa. Sebelum dicetak, terlebih dahulu dibasahi agar nantinya mudah untuk di buka. Satu cetakan dari bathok dinamakan satu lirang. Dua lirang yang di tangkapkan dinamakan satu gendhel.
Gula jawa dalam proses selanjutnya bisa dibuat menjadi gula semut. Gula semut sangat diminati sebagai campuran kopi sebagai pemanis. Harga gula semut lebih mahal dari gula jawa biasa. Gula jawa mempunyai harga sekitar Rp 20.000 (tahun 2021) setiap kilogramnya saat ini.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Ibu Sri Ningsih, 40 tahun, pembuat gula jawa, desa Bumiharjo
Relasi Budaya
- Penghidupan masyarakat mencari nira; Nderes
- Makanan tradisional berbahan gula jawa ; Jenang abang, Dawet