Pitutur Bambu Borobudur
QR Code

Beranda | Pitutur Bambu Borobudur 2022 | Pelaksanaan |Pojok Penge-tahu-an

Pojok Penge-tahu-an

Pojok Penge-tahu-an terdapat empat kursi yang dimaksudkan mengajak pengunjung untuk berdiskusi
Menempel di langit langit adalah instalasi lampu penge-tahu-an yang menerangi pojok penge-tahu-an. Instalasi lampu ini dibuat dari alat-alat pembuatan tahu tradisional
Sebuah lukisan Semar membaca buku nampak menempel di sisi Jendela. Lukisan ini dibuat kolaborasi Kodim dan Zaenal dari Desa Ngadiharjo.
Previous
Next

Seperti judulnya, pojok penge-tahu-an mencoba menghadirkan berbagai macam hal terkait industri rumahan tahu yang menjadi ekosistem budaya di salah satu desa di Kawasan Borobudur, yakni desa Tanjungsari. Dalam industri rumahan tahu ini banyak menggunakan peralatan yang berasal dari bambu.

Sesuai dengan judulnya pula, kata 'tahu' memiliki makna lain selain merujuk pada benda atau makanan tahu. Menurut KBBI, kata tahu berarti: mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dan sebagainya). Sehingga maksud dari Pojok Penge-tahu-an ini tidak hanya mengenalkan seluk beluk industri rumahan tahu saja, tetapi mengingatkan pentingnya untuk selalu mencari pengetahuan.

Sebuah lukisan 'Semar membaca buku' yang dilukis pada tampah tampak menempel di sisi Jendela. Lukisan ini dibuat kolaborasi Kodim dan Zaenal dari Desa Ngadiharjo. Peletakan lukisan di sisi jendela ini dimaknai semar yang dikenal sebagai resi serta guru mengajarkan kepada kita untuk membaca buku sebagai 'jendela pengetahuan'.

Sekilas Serba-serbi Industri Rumahan Tahu di Kawasan Borobudur

Pabrik Tahu Pak Sukarman

(Narasi oleh Lukman Fauzi Mudasir) Narasi Produksi Tahu Tradisional milik Bapak Sukarman, 50 tahun dari Dusun Tamanan, dan Ibu Tarjiah 48 tahun dari Dusun Tamanan juga. Memulai usahanya sejak 1980 ini awalnya mendapatkan keterampilan dari desa lain. Setiap harinya Pak Sukarman menghabiskan 50 kg kedelai dan memiliki 5 orang karyawan

Baca Selengkapnya »

Pabrik Tahu

Narasi Desa Bigaran memiliki pabrik tahu yang salah satunya dikelola oleh Roh Syaifuddin. Bapak Roch Syaifuddin, ini saat ini menjadi kepala Desa Bigaran (2022). Menurut Bapak Rochsaifuddin, pembuatan tahu dimulai sejak jam 8 pagi hingga jam 2 siang, dimulai dengan menggiling kedelai sampai mencetak tahu. Dalam satu hari proses ini

Baca Selengkapnya »

Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *