(Oleh Zurdhan Ageng Pamuji dan Khoirul Fai)
Narasi
Mbah Ciptoredjo (73) atau biasa akrab dipanggil Mbah Cip, menjadi nama yang tidak asing lagi di Desa Sambeng. Beliau adalah orang yang dituakan atau menjadi sesepuh di Dusun Kedungan 3 dan Desa Sambeng pada umumnya.
Waktu itu tengah hari dengan panas matahari yang lumayan terik, saya berniat untuk sowan ke rumah Mbah Cip, yang dikenal sebagai praktisi supranatural yang sangat disegani di Desa Sambeng. Setibanya di rumah beliau, kami disapa dengan ramah dan dipersilahkan duduk, juga telah disediakan teh hangat, saya langsung menjelaskan maksud kedatangan ke rumah beliau.
Setiap harinya rumah Mbah Cip selalu ramai didatangi orang dari berbagai wilayah untuk meminta jalan petunjuk kehidupan. Mbah Cip sebagai perantara untuk mengarahkan seseorang yang datang itu mau gimana dan minta apa. Mbah Cip biasanya mengarakahkan ke makam Joko Loko atau Kiai Bangin untuk berziarah. Di tempat ziarah itu nanti diarahkan untuk membaca do’a tahlil dan meminta apa yang diinginkan dan tidak lupa juga membawa kembang setaman untuk nyekar atau memberi oleh-oleh kepada makam Kiai Bangin.
Mbah Cip yang juga menjadi juru kunci akan mengantarkan seseorang untuk ziarah. Lokasi makam berada di sisi timur perkampungan. Sesampainya di sana Mbah Cip membaca doa dan bermediasi kepada Kiai Bangin guna membukakan jawaban. Informasi atau jawaban dari mediasi tersebut kemudian disampaikan kepada tamu yang datang.
Kembang setaman untuk nyekar di makam simbah Kiai Bangin
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Mbah Ciptoredjo, 73 tahun, sesepuh desa, dusun Kedungan 3 desa Sambeng