(Oleh Zurdhan Ageng Pamuji dan Khoirul Fai)

Narasi

Sendang Kiai Dulmungin, bagi sebagian orang, bukan sekadar sendang. Selain airnya sangat jernih serta tak pernah habis di musim kemarau, air sendang tersebut dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit.

Sendang Kiai Dulmungin merupakan salah satu sendang yang terdapat di Desa Sambeng. Sendang ini sejak lama digunakan sebagai sarana pengobatan tradisional. Lokasinya ada di Dusun Kedungan 1, Desa Sambeng, bertempat di sisi timur, tidak jauh dari perkampungan.

Saya bertemu dengan Pak Tugi. Laki-laki berusia 64 tahun ini adalah juru kunci Sendang Kiai Dulmungin. “Sendang ini peninggalan nenek moyang saya yang diwariskan secara turun-temurun,” kata Pak Tugi yang menceritakan bagaimana dia jadi juru kunci di sendang itu.

Menurutnya, asal muasal Sendang Kiai Dulmungin menjadi tempat yang istimewa berawal dari aktivitas masyarakat yang dulunya setelah pulang mencari rumput atau kayu bakar dijadikan tempat istirahat, mandi, dan tempat untuk mencari air minum. Namun, setelah itu masyarakat setempat merasa badan jadi segar dan rasa pusing jadi hilang.

Soal, sejarah munculnya Sendang Kiai Dulmungin tidak ada yang tahu asal muasalnya, yang jelas sudah ratusan tahun. “Dinamai Sendang Kyai dulmungin karena ‘penunggu’ tempat itu bernama Kiai Dulmungin,” kata Pak Tugi pada saya.

Menurut Pak Tugi sendang itu bisa mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit, penyakit demam, dan penyakit sawan atau kesurupan. Sampai saat ini, Pak Tugi masih melakukan proses pengobatan jika ada warga atau tamu yang datang meminta bantuan.

Untuk cara mengobatinya, sebelum memulai proses pengobatan, Oak Tugi sebagai juru kunci tidak lupa membacakan mantra yang menurut beliau tidak boleh sembarang orang melakukan pembacaan mantra ini. Selanjutnya diiringi dengan doa-doa, Pak Tugi akan menyiramkan air dari Gayung.

Pak Tugi menjelaskan untuk pengobatan tiap-tiap penyakit memiliki cara yang berbeda-beda. Pertama, untuk pengobatan penyakit kulit seperti koreng, cangkrangen, maka pasien harus mandi di sendang Kiai Dulmungin. Kedua, pengobatan penyakit demam, yang dilakukan dengan dengan cara diminum/basuhkan ke muka, kepala, tangan,dan kaki seperti wudu. Ketiga, pengobatan penyakit sawan atau kesurupan yang dilakukan dengan cara pasien meminum air sendang.

Pengobatan boleh dilakukan di lokasi dan dilakukan di rumah jika pasien sudah tidak bisa lagi berjalan/kondisi kritis, tetapi saran dari Pak Tugi lebih bagus kalo datang ke lokasi.  Waktu pengobatan memiliki waktu khusus yang ditentukan. Namun, jika sewaktu-waktu mau berobat tetap bisa dilakukan dengan dampingan dari juru kunci.

Setelah pengobatan selesai pasien harus menaruh bunga (kembang boreh) dan rokok Gudang Garam Merah. Ketika saya bertanya perihal rokok, kenapa harus Gudang Garam Merah? Bisa tidak jika mereknya lain, Sampoena misalnya.  “Perintah dari sang penunggu seperti itu,” kata Pak Tugi singkat.

Selain rokok Gudang Garam Merah, syarat saat ritual pengobatan adalah kembang boreh. Secara makna, kembang boreh memiliki pesan agar manusia selalu suci murni dalam tindak tanduk dan perilakunya, sebab warna putih melambangkan kesucian dan ketulusan hati, selain itu kembang boreh juga dimaksud sebagai pengingat agar selalu waspada (untuk mengusir sawan dan tolak balak hati). Boreh sendiri memiliki kandungan makna subur hatinya, dan ngereh howo nafsune supoyo becik perilakune (menahan hawa nafsu agar supaya lebih baik dalam berperilaku).

Selain bunga, Kembang boreh terdiri dari parutan dlingo dan bengkle yang termasuk dalam kategori empon empon/jamu tradisional. Dua bahan inilah yang dinamakan boreh. Dlingo memiliki kiasan makna dari kata elingo atau selalu mengingat kepada kuasa Sang Pencipta. Bengkle sendiri berasal dari susunan kata becik perilakune/perilaku yang baik dalam beribadah maupun perilaku keseharian.

Tidak ada tarif untuk berobat di Sendang Kiai Dulmungin, sebagai gantinya, pasien akan memberikan uang seikhlasnya sebagai wujud terima kasih.  Selain itu tidak ada pantangan apa pun kalau mau berobat di situ, cukup hati yang mantap dan berpikir positif bisa sembuh.

 

Gambar

Lokasi

Narasumber

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...