(Narasi Oleh : Elka Hanna Setia dan Fredy Trifani)

Narasi

Bapak Askin merupakan seorang petani yang mengolah gendhis jawa (gula jawa) dari tahun 1982 dan bertempat tinggal di Dusun Pule. Mengolah gendhis jawa sudah menjadi keseharian atau mata pencaharian bagi Bapak Askin. Beliau memiliki seorang istri dan 3 anak yang keseharian dibiayai dari berjualan gendhis jawa. Istri dari Bapak Askin juga membantu mencari tambahan uang dengan berjualan kacamata dan topi di sekitar wilayah wisata Candi Borobudur. Gendhis jawa yang selesai dibuat, biasa dijual ke warung-warung. Pada waktu sebelum adanya pandemi, gendhis jawa dibawa istrinya untuk dijual ke wisata Candi Borobudur. Tetapi sayangnya semenjak adanya wabah corona wisata tersebut tidak dibuka, sehingga istri bapak askin tidak berjualan lagi dan fokus membuat gendhis jawa membantu Bapak Askin.

Pada waktu pagi hari sekitar pukul 06.00, Bapak Askin sudah mulai nderes (mengambil nira kelapa). Nira kelapa ini yang akan menjadi bahan utama dalam membuat gendhis jawa. Bapak Askin mengatakan proses pembuatan gendhis jawa ini dapat memakan waktu yang cukup lama yaitu kurang lebih 3 jam. Dimulai dengan memasak badek (nira kelapa) menggunakan wajan diatas luweng atau perapian tradisional. Setelah badek sudah mengental lalu dimasukan kedalam cetakan batok, lalu tunggu hingga mengeras. Jika sudah mengeras dan dapat dilepas dari batok gendhis jawa siap untuk diantarkan.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Bapak Askin, Pembuat Gula Jawa, dusun pule, desa Kebonsari

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...