(Narasi oleh Jiyomartono dan Nurudin)
Narasi
Luku adalah alat yang digunakan untuk membajak sawah dengan kerbau atau sapi. Di Desa Wringinputih sendiri masih terdapat beberapa petani yang masih menggunakan alat tersebut. Salah satunya adalah Ibu Hartiningsih (53 tahun) yang tinggal di Dusun Sriyasan. Walaupun tidak semua petani menggunakannya, namun alat bajak menggunakan sapi ini masih menjadi andalan untuk mengolah lahan pertanian sebelum ditanami padi. Secara geografis, letak persawahan yang ada di Desa Wringinputih sebagian besar berada di daerah lembah-lembah yang membuat terbatasnya akses atau jalan masuk. Sehingga sulit untuk membawa alat bajak modern seperti traktor. Masyarakat juga lebih memilih menggunakan alat tradisional seperti luku.
Meskipun dalam menggunakan luku membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan alat bajak modern. Namun, Luku memiliki keunggulan dapat menancap lebih dalam ke tanah dibandingkan dengan menggunakan alat bajak modern sehingga hasil penggemburan tanah menjadi maksimal.
Gambar
Narasumber
- Ibu Hartiningsih, 53 tahun, Petani padi, Dusun Sriyasan Desa Wringinputih
Relasi Budaya
- Aktivitas membajak sawah; ngluku
- Penggunaan sapi untuk membajak sawah ; sapi multifungsi
- Aktivitas pertanian padi ; budidaya padi
- Budaya spiritual ; wiwitan,
- Pengetahuan tradisional perhitungan pola bercocoktanam ; pranotomongso