(Narasi oleh Alia Noviardita)

Narasi

seng dekemi wong siji, seng nguyuk nguyuk wong okeh“ kata seorang bocah dengan kemekelen

Menurut cerita Mbah Mulalvi, umur 68 tahun, permainan endog endogan dimainkan menggunakan batu dengan ukuran kecil sebagai simbol telur.  Kemudian batu menjadi rebutan. Sedangkan satu anak menjadi penjaga dari batu tersebut.

Cara permainan ini yaitu batu dikumpulkan dijadikan satu kemudian digambar lingkaran besar di sekeliling batu tersebut. Menurut Mbah Mul, jika hanya lingkaran kecil mudah kecandak  atau tersentuh saat mereka ingin mengambil telurnya. Lain hal dengan lingkaran yang berukuran besar, si penjaga akan berlari kesana kemari mencegat mereka karena tidak boleh diambil endognya/telur.

Permainan dimulai dengan hompimpa yang kalah akan jaga. Tugas si penjaga menjaga telur telurnya agar tidak diambil oleh orang orang diluar garis lingkaran tersebut. Yang mengambil telur tidak boleh tersentuh oleh penjaga, jika tersentuh akan bergantian berjaga.  Jika telur diambil habis oleh orang diluar maka dia harus menutup matanya, sedangkan mereka yang membawa telur akan menyembunyikannya dan setelah itu penjaga akan mencarinya. Jika penjaga berhasil menemukan telurnya maka pemilik batu tersebut yang akan jaga.

Jika merasa tidak juga menemukan dalam waktu yang lama, dia akan ditanya dan memilih antara “kunci atau gembok”, jika kunci dia akan dikasih tau tempat persembunyiannya tetapi dia akan berjaga lagi, sedangkan gembok dia memilih untuk tetap mencarinya sampai ketemu.

 

Gambar

Aturan Permainan

Relasi Budaya

Narasumber

  • Anak-anak Desa Bigaran

Sumber Lain

  • Mbah Mulalvi, 68 tahun, sespuh desa; permainan endog endogan dimainkan menggunakan batu dengan ukuran kecil sebagai simbol telur.

Dari Kanal

Ulasan...