(Narasi oleh Alia Noviardita)
Narasi
Kokoko adalah suatu permainan yang sudah lama punah. Menurut Simbah Suwaji, 68 tahun, dari Dusun Bigaran, beliau dulu sering memainkan permainan ini. Kokoko dimulai dengan hompipa, yang pertama kali menang akan berjaga paling depan. Kemudian hompimpa lagi, yang menang selanjutnya berdiri di belakang yang pertama, dan seterusnya. Sedangkan untuk yang kalah paling akhir dia akan mengejar dengan tangan methengteng. Lalu berkata:
“ kokoko, jalok opo?” lalu dijawab semua lawan nya di depannya “ jalok banyu”
“ wadahe opo? “ ucap seorang diri si pengejar
“ godong lumbu” dijawab bersama sama
“ ancik-ancik e opo” saurnya lagi
“ watu item, senggete terang gematung “
“pelik-pelik dadamu ono apane?”
“ono konange”
“nek tak jalok oleh opo ora?”
“ora”
“thit” lalu dikejar karena tidak boleh diambil
Dia yang kebagian mengejar berusaha menyentuh semua anak yang berada di belakangnya, sedangkan mereka yang berada dibelakang memegangi teman didepannya, lalu mengikuti arah yang paling depan agar tidak disentuh oleh si pengejar.
Gambar
Aturan permainan
Relasi Budaya
- Permainan rakyat sejenis di Bigaran ; Bas-basan, Bekel, Barongan, Candak Ndodok, Dakon, Dingklik Oglak-aglik, Donald Bebek, Egrang, Endog-endogan, Engkling, Gasing Bluluk, Gobag Sodor, Kelinci, Keris-kerisan, Kokoko, Kubro-kubronan, Ndas-ndasan, Oplok-oplok, Patung-patungan, Pembela, Singkong Sawi, Sontokan, Uncal-watu, Tembak-tembakan Debog, Ze-ze, Lumlumban,
Narasumber
- Anak-anak Desa Bigaran
- Mbah Suwaji, 68 tahun, sesepuh desa Bigaran