(Narasi oleh Alia Noviardita)
Narasi
Kata ndhas ndhasan terbilang umum didengar di sekitar kita, seperti yang sering terdengar dalam kesenian jathilan. Di Desa Bigaran, anak-anak memiliki permainan yang oleh mereka sendiri disebut ndas-ndasan yang permainannya meniru gerakan dari seni jathilan. Disebut ndhas ndhasan karena mereka menggunakan ndhas ndhasan atau kepala tiruan yang berbentuk kepala hewan seperti bentuk sapi, banteng, macan, atau lainnya dengan warna yang bermacam-macam. Tiruan ndas ndasan itu dipakai di kepala, kemudian mereka menari sesuai imajinasi terhadap kesenian jathilan. Lucunya saat anak-anak ini menirukan gerakan ndhas ndhasan ada anak yang meniru wong ndadi atau kesurupan yang sering muncul dalam kesenian jathilan. Mereka yang melihat ndhas ndhasan ini tak jarang ikut tertawa bersama membuat suasana permainan semakin sangat seru.
Gambar
Relasi Budaya
- Permainan rakyat sejenis di Bigaran ; Bas-basan, Bekel, Barongan, Candak Ndodok, Dakon, Dingklik Oglak-aglik, Donald Bebek, Egrang, Endog-endogan, Engkling, Gasing Bluluk, Gobag Sodor, Kelinci, Keris-kerisan, Kokoko, Kubro-kubronan, Ndas-ndasan, Oplok-oplok, Patung-patungan, Pembela, Singkong Sawi, Sontokan, Uncal-watu, Tembak-tembakan Debog, Ze-ze, Lumlumban,
Narasumber
- Anak-anak Desa Bigaran
- Permainan rakyat sejenis di Bigaran ; Bas-basan, Bekel, Barongan, Candak Ndodok, Dakon, Dingklik Oglak-aglik, Donald Bebek, Egrang, Endog-endogan, Engkling, Gasing Bluluk, Gobag Sodor, Kelinci, Keris-kerisan, Kokoko, Kubro-kubronan, Ndas-ndasan, Oplok-oplok, Patung-patungan, Pembela, Singkong Sawi, Sontokan, Uncal-watu, Tembak-tembakan Debog, Ze-ze, Lumlumban,