(Narasi oleh Alia Noviardita)

Narasi

Sore itu saya diajak untuk ikut menonton anak-anak dari Dusun Bigaran melakukan permainan pembela. Pembela adalah sebuah permainan tradisional yang harus dimainkan oleh lebih dari dua orang. Permainan ini sering disebut juga dengan delik-delikan atau jilumpet. Di Desa Bigaran lebih terkenal dengan nama pembela.

Cara memainkan permainan ini adalah dengan satu orang harus menutup mata di sebuah tiang atau tembok sedangkan teman temannya akan mencari tempat untuk bersembunyi. Sebelum permainan pembela dimulai, biasanya mereka hompimpa terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang akan terkena giliran jaga. Setelah itu, penjaga harus menghitung satu sampai sepuluh sebagai penentu waktu yang diperlukan mereka untuk bersembunyi.

“sepuluh“ ujar penjaga sembari membuka matanya dan mulai mencari teman-temannya.

“dul, Fia” ucapnya ketika dia melihat seorang temannya bernama fia, kemudian fia berlari menghampiri dan menyentuh tembok sambil berteriak “pembela“ lanjutnya untuk menandai bahwa dia sudah ke “dul” atau diketahui oleh si penjaga. Penjaga kemudian mencari-cari lagi, melihat kesana kemari. Berjalan lebih jauh lagi, sampai akhirnya dari kejauhan terdengar teriakan “pembela “ dari seorang anak yang berlari ke arah tiang dan menyentuh tiang saat penjaga tidak mengetahui keberadaannya.

Penjaga melanjutkan pencariannya hingga semua keluar dari persembunyiannya. Saat semua sudah berada di luar dengan kondisi masing masing, ada yang ke “dul” dan ada yang tidak, mereka baris di belakang penjaga yang menutup mata. Penjaga kemudian menyebutkan nomor barisan, jika dia menyebutkan nomor baris yang benar kepada orang yang ke “dul”  maka si yang punya nomor akan berjaga. Sedangkan jika dia salah menyebutkan nomor dan malah memilih orang yang tidak ke “dul” maka dia yang akan berjaga lagi.

 

Gambar

Cara Bermain

Relasi Budaya

Narasumber

  • Anak-anak Desa Bigaran

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...