Narasi
Lempeng merupakan cemilan berbahan singkong dengan bentuk lingkaran tipis. Penyebutan jenis makanan ini berbeda setiap tempat, di Desa Bigaran terkenal dengan lempeng, sedangkan untuk di daerah lain disebut opak, puyur, ada juga menyebutnya kecimpring. Penyebutan nama lempeng karna pembuatan makanan ini singkong diparut lalu di empleng-empleng, oleh karena itu disebut lempeng
Ibu Nur, umur 35 tahun adalah seorang pembuat dan penjual lempeng di Desa Bigaran sejak tahun 2015. Lempeng yang dibuatnya dijual di warung, kulakan dan pribadi. Harga dipatok Rp 30.000 per kilo (th 2022) untuk lempeng yang sudah siap dikonsumsi. Sedangkan untuk lempeng yang masih mentah dijual dengan harga Rp 20.000 perkilo (th 2022).
Untuk menikmati lempeng perlu beberapa tahap proses yaitu dimulai dengan pengupasan dan pembersihan singkong. Setelah itu singkong diparut dan diberi bumbu. Kemudian proses pencetakan. Ibu Nur menggunakan piring untuk melakukan pencetakan lempeng dengan cara adonan dibentuk bulat lalu ditekan di bagian belakang piring hingga tipis berbentuk lingkaran Setelah itu dikukus. Terakhir angkat lempeng yang sudah dikukus dan siap untuk dijemur.
sajian lebaran
Sejatinya pada zaman dulu pembuatan lempeng ini menggunakan daun tetapi Ibu Nur memilih untuk menggunakan piring karena untuk usaha lebih sederhana, cepat dan irit. Jika menggunakan daun untuk tujuan usaha akan lebih ribet, harus mencari daun setiap hari, memotong daun dan hanya untuk sekali pakai sedangkan untuk penggunaan piring bisa digunakan untuk beberapa kali dan juga mudah saat pencetakan. Penggunaan daun pada zaman dulu karena dulu pembuatan lempeng hanya untuk makanan jamuan tamu saat lebaran, bukan untuk usaha.
Gambar
Alat & Bahan
- Singkong
- Kukusan
- Lumpang dan alu atau penggilingan
- Parutan
- Piring untuk Cetakan
- Bumbu
- Minyak goreng
Cara Pembuatan
- Kupas dan bersihkan singkong.
- Setelah itu singkong diparut dan diberi bumbu.
- Kemudian proses pencetakan, menggunakan piring
- Setelah itu dikukus. Terakhir angkat lempeng yang sudah dikukus dan siap untuk dijemur.
- Opak dijemur
Lokasi
Narasumber
- Ibu Nur, 35 tahun, pembuat opak, sejak 2015
Relasi Budaya
- Makanan Tradisional sejenis dengan bahan utama Ketela; Jenang, Getuk Telo, Lemet,Krasikan, Gethuk, Thiwul Ayu, Apem Contong,Karah, Geblek, Samiyer, Peyek Telo, Ceriping Ketela Rasa Gadhung, Monggleng, Pothel, Slondok
- Peralatan tradisional yang digunakan; luweng, lumpang
Sumber Lain