Narasi
Dingklik oglak aglik adalah permainan tradisional yang dilakukan oleh 3-5 anak. Menurut Mbah Mulalvi, umur 68 tahun, jika dilakukan oleh dua anak akan sulit dan juga jika kebanyakan anak pun tidak bisa atau kesulitan untuk menopangkan kakinya. Idealnya dimainkan 3 anak.
Tembang
Permainan ini dilakukan dengan cara; semua anak berdiri dengan posisi melingkar dengan posisi membelakangi satu sama lain, tangan saling bergandengan, kemudian kaki salah satu anggota diangkat disusul anggota yang lainnya sehingga kaki saling bertumpu. Ketika sudah terkunci tangan dilepas dan menyanyikan lagu tembang dolanan ;
‘dingklik oglak aglik ala dingklik oglak aglik‘
‘dingklik oglak aglik ala dingklik oglak aglik‘…
dan bergerak memutar dengan kaki masih saling bertumpuan. Pemenang ditentukan dari siapa yang paling lama bertahan, biasanya anak yang jatuh akan mendapat gelitikan dari teman lainnya.
Gambar
Aturan Permainan
- Anak-anak berdiri melingkar saling membelakangi
- tangan saling bergandengan, kemudian kaki salah satu anggota diangkat disusul anggota yang lainnya sehingga kaki saling bertumpu.
- Anak-anak memainkan tembang dolanan ; “dingklik-oglak-aglik” sambil bergerak
- Permainan selesai sampai tidak ada lagi tersisa anak yang bertahan
Relasi Budaya
- Permainan rakyat sejenis di Bigaran ; Bas-basan, Bekel, Barongan, Candak Ndodok, Dakon, Dingklik Oglak-aglik, Donald Bebek, Egrang, Endog-endogan, Engkling, Gasing Bluluk, Gobag Sodor, Kelinci, Keris-kerisan, Kokoko, Kubro-kubronan, Ndas-ndasan, Oplok-oplok, Patung-patungan, Pembela, Singkong Sawi, Sontokan, Uncal-watu, Tembak-tembakan Debog, Ze-ze, Lumlumban,
- Tembang dolanan ; dingklik-oglak-aglik
Narasumber
- Anak-anak Desa Bigaran
Sumber Lain